Selasa 23 februari 10 kemarin, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakulatas Ilmu Pendidikan (BEM FIP REMA UNY) mengadakan diskusi pendidikan yang bertema tentang ujian nasional (UN). Acara ini diselenggarakan di depan sekretariat ormawa FIP, dengan pembicara bapak Sukamto anggota DPRD Provinsi DIY. Sebelumya acara dihadiri oleh pembicara lain yaitu bapak Eko Prasetyo, seorang dosen sekaligus seorang praktisi pendidikan dari Universitas Islam Indonesia (UII).
Acara diskusi ini bekerjasama dengan IMAKIPSI dan UKMF Musik CHAMP yang berperan memberikan hiburan dengan membawakan beberapa lagu dalam acara ini. Tujuan diadakan acara ini adalah sebagai bentuk awal dari sebuah loncatan BEM FIP UNY dalam mengangkat Isu UN. “IMAKIPSI pada tahun ini juga mengangkat isu yang sama dengan BEM FIP”, kata Gesang selaku penanggung jawab diskusi. “Kebetulan tanggal 25-28 Februari nanti IMAKIPSI akan mengadakan RAKERNAS yang akan di adakan di BANTEN” tambahnya.
Acara dimulai dengan sambutan oleh ketua BEM FIP,Hasbi dan Pembantu Dekan III Bambang Saptono M.Si. Bapak Bambang Saptono berharap acara diskusi seperti ini bisa diadakan rutin setiap bulannya, mengingat acara diskusi seperti ini frekuensinya semakin berkurang.Jadi, dengan diskusi seperti ini diharapkan mahasiswa akan semakin menambah wawasan dalam mengasah keilmuannya.
“Saya adalah adalah generasi yang mengalami ujian nasioanal yang pertama” kata Bapak Sukamto. “Namun NEM (Nilai Ebtanas Murni) yang di pakai waktu itu tidak dipakai untuk menentukan kelulusan. NEM pada waktu itu digunakan sebagai data untuk masuk ke perguruan tinggi,” tambah beliau. Berbeda sekali dengan saat ini, yang justru hasil dari ujian nasioanal digunakan sebagai satu-satunya penentuan lulus atau tidaknya seorang murid. Jika hal ini terus berlangsung maka akan muncul kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan UN sendiri.
UN akan memaksa siswa, guru dan pemerintahan yang ada di daerah agar siswanya lulus dengan nilai yang baik. Hal inilah yang akan membuat indonesia akan semakin terpuruk dalam dunia pendidikan karena memberikan celah pada siswa untuk tidak jujur.
Diskusi yang berjalan lebih kurang satu jam ini memberikan banyak hal yang seharusnya dapat di ketahui oleh mahasiswa. Hal ini senada dengan peran mahasiswa sebagai “Agen Perubahan” yang akan membawa perubahan bagi negara kita tercinta Ini. HIDUP MAHASISWA, HIDUP MAHASISWA, HIDUP MAHASISWA.
Tara Ardyanto,
Staff Medjar Reality FIP UNY
0 komentar:
Posting Komentar