VIDEO #1 (Maret) - 29 cara untuk menjadi kreatif

Melihat Realita Pendidikan Di Indonesia

Sabtu, 20 Maret 2010

Pada zaman modern seperti sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer. Namun, biaya yang dikeluarkan untuk sekolah tidaklah sedikit. Cita-cita pemerintah untuk melaksanakan sekolah gratis memang sudah tercapai untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di beberapa daerah. Terutama di daerah yang berada di desa, walaupun di dalamnya masih banyak pungutan pihak sekolah kepada wali murid.
Tetapi, sekolah di perkotaan kesulitan menambah biaya unuk operasional. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa biaya hidup di perkotaan cenderung mahal. Akhirnya, muncullah sekolah-sekolah beraraf internasional. Memang, fasilitas yang didapat sedikit berbeda dengan sekolah biasa. Akan tetapi, kenyataan ini tetap saja menjadi momok bagi masyarakat kecil untuk menyekolahkan anaknya.
Berbeda dengan jenjang pendidikan dasar, biaya untuk belajar di SMA masih dirasa mahal untuk masyarakat kita. Apalagi, kemampuan ekonomi masyarakat kita ergolong menengah ke bawah. Ditambah lagi, sekolah berstandar internasional telah membatasi masyarakat kecil untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Padahal, semua orang tua menginginkan anaknya mendapat pendidikan yang bagus, terjangkau dan bermutu.
Masalah biaya pendidikan selalu menghalangi kaum menengah ke bawah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anaknya. Terutama jika mereka ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Biaya untuk masuk perguruan tinggi dirasa cukup untuk membuat bulu kuduk merinding.
Pernah ada cerita tentang seseorang yang menanyakan tentang biaya untuk kuliah termasuk biaya hidup di perantauan. Sebagai seorang petani, dia terheran-heran ketika biaya kuliah dan biaya hidup dikalkulasikan dalam angka-angka. “Apa mungkin seorang petani seperti saya menyekolahkan anak sampai kuliah ?” ucapnya lirih. Begitulah realitas yang terjadi pada pendidikan di negara kita. Pendidikan masih dinikmati oleh orang-orang yang mampu, belum dapat dinikmati semua.


Sukma Wijayanto, Mahasiswa PGSD Kampus 3 FIP UNY
READ MORE - Melihat Realita Pendidikan Di Indonesia

Lokakarya Reality

Ciri-ciri manusia modern adalah dengan adanya perencanaan demi tercapainya tujuan dan hasil yang maksimal. Begitulah sebuah impian yang coba dibangun UKMF REALITY sebagai organisasi yang ingin meningkatkan kultur ilmiah di lingkungan FIP UNY. Untuk mencapai tujuan tersebut,dibutuhkan perencanaan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin. Perencanaan ini telah dilaksanakan dalam Lokakarya Reality pada Minggu, 28 Februari 2010 di Lapangan Hijau FIP UNY.
Bidang PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) menyusun program kerja dengan sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik pengurus maupun mahasiswa FIP UNY secara keseluruhan. Training organisasi, eksplorasi pengurus dan monitoring IP & IPK pengurus adalah program internal agar pengurus menjadi selangkah lebih maju. Sedangkan untuk mahasiswa FIP UNY sendiri difasilitasi untuk menyalurkan bakat pada penelitian melalui Reality School dan Eksplorasi. Selain itu, bidang kaderisasi REALITY ini juga bekerja sama dengan HIMA Jurusan dalam Diskusi Bersama Forum Penalaran HIMA.
Dalam mengembangkan penelitian secara lebih mendalam, bidang SI (Studi Ilmiah) merencanakan berbagai program kerja, seperti Tour to Jurusan sebagai pengenalan penelitian ke seluruh jurusan di FIP, Komunitas Penelitian, SIDAK REALITY, Reality Award dan seminar-seminar. Harapannya, dengan program-program SI ini, mahasiswa FIP UNY dapat memahami dan selalu mengembangkan penelitian.
Selain melalui forum dan kegiatan penelitian, UKMF REALITY memiliki media, baik untuk mengenalkan REALITY sendiri maupun info-info penelitian, pendidikan dan info-info aktual. Media ini berupa Buletin yang ditargetkan terbit setiap bulan, Majalah (terbit dua kali dalam kepengurusan 2010), Blog dan Facebook. Bidang MedJar (Media dan Jaringan) bertanggung jawab pada program-program ini. Sebagai studi pembelajaran dalam pengembangan jaringan, bidang MedJar merencanakan menjalin kerja sama dengan media massa melalui Kunjungan Media dan Studi Komparatif. Kunjungan Media pada kepengurusan kali ini akan dilaksanakan di Kedaulatan Rakyat, Kompas, Harian Jogja, dan Bernas Jogja. Sedangkan Studi Komparatif akan dilaksanakan di Balai Penelitian Yogyakarta. Selain itu, mahasiswa FIP UNY yang menghasilkan karya-karya dalam media, baik internal maupun ekstenal kampus akan didokumentasikan dalam Data Base Tulisan. Pengumpulan karya-karya mahasiswa ini dapat menjadi parameter seberapa banyak hasil karya mahasiswa dan untuk pemantauan perbaikan ke depannya. Bidang MedJar juga membantu pelaksanaan Studium General UKM Penelitian dalam kegiatan Forum Berlima sebagai pengenalan UKM Penelitian kepada mahasiswa baru.
Itulah semua program kerja yang dibahas dalam Lokakarya REALITY. Kerja sama dari seluruh mahasiswa sangat kami harapkan. Semoga dengan perencanaan ini, kita selalu dapat “Berpikir cerdas, berwawasan luas”. SALAM PENELITIAN!!
Adhi Putri Rilianti, Mahasiswa PGSD Kampus 3 FIP UNY


UPGRADING REALITY

Kepengurusan baru sebuah organisasi membutuhkan penyatuan visi dan misi serta pengenalan lebih jauh secara personal demi meningkatkan kesolidan organisasi tersebut. DPO (Dewan Pertimbangan Organisasi) UKMF REALITY mengadakan Up Grading REALITY 2010 bagi pengurus baru pada Minggu, 7 Maret 2010 di Pantai Kuwaru Yogyakarta demi tercapainya tujuan tersebut. Dalam acara ini, pengurus dites kemampuannya untuk berani melakukan penelitian secara berkelompok melalui berkenalan dengan pengunjung non-Bantul. Nyali para pengurus juga diuji dengan mewajibkan adanya cinderamata dari pengunjung tersebut sebagai bukti perkenalan. Target yang dicapai adalah sepuluh orang dengan waktu 15 menit saja. Setelah semua berpencar sesuai dengan kelompok masing-masing, 15 menit kemudian para pengurus kembali dengan membawa cinderamata yang unik-unik. Ada yang mendapatkan buah apel, rambutan, gantungan kunci, uang, pita, rokok beserta bungkusnya, bahkan ada yang mendapat kulit semangka. Sungguh permainan yang membutuhkan keberanian dan kerja sama yang tinggi.
Permainan kedua menguji kreativitas dan kemampuan berbicara para pengurus baru. Dengan sedotan yang dipotong-potong sepanjang jari tangan, para pengurus baru diminta untuk menyusun sebuah sarang burung kemudian dipresentasikan apa makna sarang burung tersebut dengan bahasa yang berbeda-beda. Kelompok I menjelaskan dengan bahasa Jawa ngapak, kelompok II dengan Bahasa Cina, Kelompok III bahasa Madura, kelompk IV bahasa Ambon, dan kelompok V menggunakan bahasa gaul. Tawa yang terlepas karena aneh mendengar bahasa yang tidak biasa digunakan ini membuat suasana semakin akrab. Terlebih lagi ketika permainan ketiga yaitu membuat istana dan beteng pasir di tepi pantai. Setiap kelompok harus melindungi beteng yang sedang dibangun agar tidak hancur diserang kelompok lain menggunakan bom air. Kerja sama, strategi, dan kepemimpinan sangat diperlukan untuk memenangkan permainan ini. Para pengurus saling lempar bom air menghancurkan tembok kelompok lain. Namun, yang dilempar bukannya temboknya malah orang-orangnya. Basahlah semua peserta karena serangan-serangan tak bertanggung jawab ini. Walaupun demikian, keceriaan tetap membersamai kami para pengurus baru.


KUNJUNGAN MEDIA I

Kunjungan Media merupakan salah satu program kerja bidang MedJar UKMF REALITY untuk menambah pengetahuan pengelolaan media dan pengembangan jaringan. Dalam kepengurusan periode 2010, kunjungan media perdana akan dilaksanakan di Kedaulatan Rakyat pada Sabtu, 13 Maret 2010. Namun, kunjungan ini difokuskan kepada pengurus saja. Untuk mahasiswa non pengurus, tunggu saja transfer ilmu dari pengurus REALITY. =^_^=

Adhy Putri Rilianti, Mahasiswa PGSD Kampus 3 FIP UNY
READ MORE - Lokakarya Reality

Menyikapi Plagiarisme

Obsesi yang terlalu tinggi dapat menjadikan seseorang tertekan secara moral. Dalam kancah pendidikan, sebuah proses bisa dimanipulasikan menjadi sebuah hasil singkat terkait dengan buah pikir. Terutama dalam hal menuliskan gagasan yang ada di dalam pikiran seorang insan akademia.

Dalam hidup, semua orang berlomba untuk menjadi yang terbaik. Terciptalah kompetisi yang mengajak seseorang melewati tahap demi tahap kesulitan untuk meraih tujuannya. Dalam hal buah karya seorang insane cendekia, tulisan, sudah sering terjadi pelanggaran karya hanya karena ingin menjadi seorang yang terbaik dalam tulisan. Pada akhirnya, menjiplak karya orang atau plagiat menjadi sebuah pilihan.

Belajar adalah sebuah proses, namun tidak sedikit yang mengabaikan arti pentingnya sebuah proses. Namun, sebuah proses tak akan ada hasilnya ketika terjadi sebuah tindakan yang tidak dilandasi dengan kejujuran. Plagiat adalah musuh terbesar dalam dunia akademis.

Memang, plagiat terlihat sepele akan tetapi hasilnya akan berdampak dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Di samping merugikan penulis asli, tindakan ini juga berdampak pada kecenderungan tidak berkembangnya ilmu pengetahuan. Bahwa sebuah karya aslilah yang dibutuhkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Pemutusan tindak plagiarisme hanya dapat dimulai dari pribadi masing-masing orang. Seorang tidak akan melakukan tindakan ini jika rasa kejujuran telah tertanam dalam diri setiap insan akademis.

Menanggapi plagiat yang sedang booming akhir-akhir ini, maka sudah seharusnya ketegasan dan keadilan dijunjung tinggi. Karena plagiat telah mencoreng muka pendidikan kita. Plagiat harus mendapatkan sanksi yang telah terdapat dalam UU Sisdiknas pasal 25, dicabut gelarnya atau ditindak dengan sanksi yang keras. Agar, plagiarisme tidak lagi menjadi sebuah budaya.


Ayu, Mahasiswa BK FIP UNY

READ MORE - Menyikapi Plagiarisme

Plagiarisme ?

Manusia diciptakan dengan dilengkapi cipta, rasa dan karya. Perlengkapan inilah yang menjadikan manusia bisa menghasilkan sebuah karya kreatif dan inovatif. Keberadaan karya yang diciptakan oleh seseorang, pada saat ini kurang mendapatkan apresiasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelaku penjiplakan karya. Tentu saja tanpa meminta ijin pemilik tulisan tersebut.
Penjiplakan juga marak di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa tingkat atas yang sedang menyelesaikan skripsi. Kalau kita lihat, tindakan illegal ini hanya dilakukan oleh mahasiswa yang mengedepankan nilai sebagai tujuan utama. Mahasiswa yang hanya mengejar nilai tanpa memperbaiki moral mereka.
Di zaman modern yang sudah semakin cepat mengakses informasi ini, penyalahgunaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) makin marak. Penjiplakan sendiri dapat kita lihat sebagai dua fenomena yang unik, yaitu yang disengaja dan yang tidak disengaja. Disengaja karena tidak memiliki kesadaran tinggi, tak sengaja karena mahasiswa cenderung apatis terhadap hal-hal kecil terkait status illegal sebuah karya.
Jika mental plagiat telah tertanam dalam diri setiap mahasiswa, maka akan menjadikan generasi penerus sebagai generasi bermental plagiat. Kenyataan ini telah memangkas habis mental mahasiswa yang produktif dalam berkarya. Sudah seharusnya mahasiswa memangkas habis benih-benih plagiarisme dalam dirinya. Agar apresiasi moral dan pertanggungjawaban terhadap sebuah karya intelektual dapat dijamin.


Umi Mayangsari, Mahasiswa PGSD FIP UNY ‘09

READ MORE - Plagiarisme ?