VIDEO #1 (Maret) - 29 cara untuk menjadi kreatif

Jangan Sampai “Jatuh Tertimpa Tangga”

Sabtu, 20 November 2010

Aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini memang dianggap sebagai kejadian luar biasa yang tercatat abad ini. Sekian banyak rentetan erupsi terjadi, puncaknya terjadi pada saat aktivitas erupsi salama hampir 1,5 jam. Status awas yang sudah lebih dari 2 minggu diterapkan mengharuskan wilayah dalam radius 20 km dari puncak Merapi dikosongkan. Lereng Merapi pun berubah dari desa-desa yang subur, berubah menjadi desa mati yang seolah tak ada tanda-tanda kehidupannya lagi.

Fenomena alam kali ini tentu saja menimbulkan banyak dampak. Ratusan ribu penduduk harus mengungsi. Mayoritas dari mereka berhenti dari aktivitas pekerjaan yang biasanya dilakukan. Lahan pertanian dan tanaman rusak. Hal ini mengakibatkan aktivitas pertanian dan perdagangan sempat lumpuh, diikuti naiknya harga sayuran.

Keadaan ini jelas menyulitkan warga untuk dalam kegiatan ekonominya. Selain di bidang pertanian dan perdagangan, para penambang pasir dan batu tradisional yang sehari-hari bekerja di badan sungai juga harus kehilangan pekerjaannya. Kondisi sungai yang penuh dengan pasir dan masih terlihat uap menyembul ke udara adalah alasannya. Tidak mungkin mereka mulai bekerja dengan kondisi yang sewaktu-waktu masih bias berubah.

Di samping itu hujan abu, pasir bahkan kerikil di beberapa tempat di sekitar Merapi juga mengakibatkan beberapa rumah warga roboh karena tidak kuat menahan massa dari muntahan merapi tersebut. Lahar dingin yang melewati beberapa kali yang berhulu di Merapi membuat beberapa jembatan jebol.

Akses jalanpun juga tertutup oleh material Merapi sehingga mengganggu pengguna jalan. Bahkan beberapa jalan di desa-desa tidak bias dilewati karena terhalang oleh pohon-pohon yang tumbang dan beberapa tiang listrik yang roboh.

Namun melimpahnya material Merapi dimana-mana tidak hanya membawa dampak negatif. Pada dasarnya material letusan Merapi yang berupa pasir dan batu memiliki nilai ekonomi. Sehingga siapapun yang bisa mengelolanya akan mendapat keuntungan besar. Hanya saja, warga di sekitar lereng Merapi harus bersabar.

Berdasarkan yang diamati oleh penulis di sepanjang jalan Jogja-Magelang banyak sekali orang yang membersihkan materal tersebut berada di tepi jalan dan juga terlihat banyak sekali bak truk yang sudah penuh terisi oleh pasir. Penulis menyebut fenomena ini sebagai penambangan pasir di jalan.

Karena umumnya penambangan pasir dilakukan di sungai-sungai, namun kali ini di jalanpun orang sudah bisa menambang pasir. Begitulah, Alloh itu Maha Adil. Setelah musibah, Dia memberikan berkah yang tak terhingga nilainya.

Kembali ke persoalan kerusakan akibat letusan Merapi. Duka menyelimuti warga sekitar Merapi. Meskipun banyak yang mengatakan kesejahteraan mereka lebih terjamin jika di pengungsian, tetapi batin tetap berkata tidak. Hidup di pengungsian berarti tidak bisa melakukan aktivitas normal seperti ketika masih di rumah sendiri.

Kerinduan akan rumah terkadang bisa sampai membuat pengungsi menjadi stres jika tidak tahan. Karena pemulihan psikis lebih susah daripada rekonstruksi hal yang bersifat mental. Hal inilah yang sebenarnya membutuhkan penanganan lebih. Karena, meskipun mereka bisa mengaktifkan pekerjaannya lagi, tetapi tidak akan maksimal jika mentalnya terganggu.

Mereka tetap ingin keadaan kembali seperti semula, bekerja seperti hari-hari sebelumnya, mengurus ternak mereka dan menikmati sejuknya alam merapi yang sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Kondisi ini tentu tidak akan bisa kembali dengan mudah. Perlu waktu untuk memulihkan pada kondisi semula.

Keadaan yang begitu kontras, di satu pihak ada kelompok yang makin sejahtera karena material dari letusan merapi di sisi lain warga menangis kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal mereka. Alangkah baiknya jika pemerintah ikut berperan untuk setidaknya memperkecil ”jarak” diantara mereka. Karena masa-masa pengungsi kembali pasca letusan adalah masa yang rawan terhadap kecemburuan social.

Salah satu langkah yang bisa diambil pemerintah adalah menetapkan peraturan agar aktifitas penambangan dengan menggunakan alat berat (modern) tidak boleh dilakukan sebelum penduduk yang kehilangan tempat tinggal atau tempat tinggalnya mengalami kerusakan akibat letusan Merapi mendapatkan bahan untuk (berupa pasir atau batu) untuk mendirikan rumah kembali.

Sangat tidak manusiawi jika korban Merapi yang sudah mengalami kesedihan karena kehilangan pekerjaan bahkan trauma dengan aktivitas vulkanik Merapi harus dibebani lagi dengan masalah renovasi rumah. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari semua yang terjadi. Wallahua’la

Trias Mira Hastuti

Mahasiswi FIP Universitas Negeri Yoryakarta

Aktifis Reality Writing Clubs (RWrC)

>> artikel ini bisa dibaca di Harian Jogja cetak edisi Sabtu, 20 November 2010

READ MORE - Jangan Sampai “Jatuh Tertimpa Tangga”

Menuju (Republik) Indonesia

Kamis, 28 Oktober 2010

Tanggal 28 Oktober 1928 menjelma menjadi sebuah peringatan setiap tahunnya. Lewat rapat kepemudaan sejak Sabtu, 27 Oktober 1928, para peserta kongres pun “menuju Indonesia". Dalam artikel berjudul “Kerapatan Pemoeda-Pemoeda Indonesia”di surat kabar Pemoeda Indonesia (PI) No. 8 Tahun 1928, dituliskan, “Pimpinan kerapatan ialah terdiri dari wakil-wakil, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia, Pemoeda Indonesia, Pemoeda Soematera, Jong Java, Jong Celebes, Jong Batak, Pemoeda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond (JIB) dan Sekar Roekoen…Dalam kesempatan ini pun telah diperdengarkan untuk pertama kali kepada umum oleh Pemoeda W.R. Soepratman, lagu INDONESIA RAJA”.


Bagi negeri ini, peristiwa Sumpah Pemuda yang disebut Mohammad Hatta sebagai letusan sejarah memang fenomenal. Dalam buku Dasar-dasar Indonesia Merdeka versi Para Pendiri Bangsa, S. Silalahi, M.A., menuliskan, “Kongres dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito dari PPPI. Kongres didahului dengan pembacaan amanat tertulis dari Ir. Soekarno, Perhimpunan Indonesia yang berkedudukan di Negeri Belanda, dan amanat Tan Malaka.”(S. Silalahi, M.A, Dasar-dasar Indonesia Merdeka versi Para Pendiri Bangsa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, cetakan I 2001), hlm.17). PPPI singkatan dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia. Adapun Mohammad Yamin menjadi sekretaris Kongres Pemuda II.


Terkait Mohammad Yamin, ada sajak “Indonesia, Tumpah Darahku” yang dianggitnya pada 26 Oktober 1928. Salah satu bait dalam sajak yang terdiri 88 bait itu, berbunyi: Lihatlah kelapa melambai-lambai/Berdesir bunyinya sesayup sampai/Tumbuh di pantai bercerai-berai/Memagar daratan aman kelihatan/Dengarlah ombak datang berlagu/Mengejari bumi ayah dan ibu/Indonesia namanya, tanah airku.


Mohammad Yamin pernah menyebut Tan Malaka sebagai Bapak Republik Indonesia. Tan Malaka pernah membuat menulis Naar de Republik Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925. Mestika Zed (2008) menyebut Tan Malaka menjadi tokoh negeri yang pemikirannya mengenai imagined commmunity Indonesia mendahului tokoh-tokoh lainnya. Tulisan Tan Malaka itu, kata Asghar Saleh (2009), menginspirasi Mohammad Hatta yang menulis Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka) pada 1928 dan Soekarno yang menulis Menuju Indonesia Merdeka (1933). Menurut Sayuti Melik, Bung Karno kerap membaca dan membawa buku Tan Malaka.


Diutarakan Silalahi, M.A di atas bahwa pembukaan Kongres Pemuda II juga dibacakan amanat Tan Malaka. Nah, apa isi amanat itu? Ya, entahlah. Yang jelas isi Sumpah Pemuda yang “menuju Indonesia” berbunyi begini:Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia/Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia/Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Kelak negeri ini menuju Republik Indonesia.


Tulisan ini hanya ingin memaparkan serpihan sejarah. Mohon maaf jika ada kekurangan di tengah “kehijauan” penulis. Apa yang bisa dipetik dari tulisan di atas? Historia docet. Wallahu a’lam.


Hendra Sugiantoro

Pegiat Pena Profetik Yogyakarta

READ MORE - Menuju (Republik) Indonesia

API SEJARAH


“Jika telah berhasil mendudukkan Nusantara, saya baru akan beristirahat. Jika Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembarig, Tumasik telah tunduk, saya barn akan beristirahat”. (Gajah Mada)

Kawan, itu adalah mimpi Gajah Mada, sebuah keinginan yang meluap pada tahun 1334 menjadi sebuah sumpah. Karena dalam mimpinya, ia memiliki tekad yang sangat kuat, sekuat baja! Saat, itu semua orang terperangah, menertawakan mimpi yang terlampau tinggi. Saat itu, orang yang ada disekitar masih berfikir perjuangan yang sempet belum menyentuh pada wawasan geografis dan persatuannya.

Waktu kemudian menjawab, mimpi Gajah Mada semakin dekat dengan kenyataan. 1928! Sungguh gagasan besar itu memiliki rentang waktu yang lama, lima abad lebih! Generasi 28 menyambung dan memperjelas cita-cita Gajah Mada, hingga tepat tanggal 28 Oktober 1928, pemuda bangsa pun bersumpah. Betanah air satu, tanah air Indonesia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia. Berbahasa satu, bahasa Indonesia. Kemudian ambisi besar itu baru benar-benar menjadi kenyataan di tahun 1945.

Sejarah telah mengajarkan kita untuk tidak berputus asa akan nasib bangsa ini, bahkan semiris apa pun kondisi negeri ini. Kita memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyembuhkan luka sejarah tersebut. Tak peduli berapa waktu yang kita habiskan untuk itu. Kemukakan gagasan-gagasanmu, biarlah orang tertawa mendengarnya, biarlah orang melihatmu penuh ketidakyakinan, karena sejarah telah mengajarkan kita! Bangkit Pemuda Indonesia, Kobarkan Api Sejarah Itu !!!

“Kebangkitan suatu bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan. Sesuatu yang sering membuat orang percaya bahwa kemajuan yang mereka capai kemudian adalah sebentuk kemustahilan. Tapi, di balik anggapan kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan, dan ketenangan dalam melangkah telah mengantarkan bangsa-bangsa lemah itu merangkak dari ketidakberdayaan menuju kejayaan.” (Hasan Al-Banna)

Endah Sri Rahayu, PLB ‘07
READ MORE - API SEJARAH

Evaluasi Relevansi dan Efisiensi Kunjungan DPR

Sabtu, 23 Oktober 2010


Dalam pandangan masyarakat, DPR tak lagi menjadi lembaga yang disegani sebagai wakil rakyat. DPR telah memasuki ranah pencitraan yang kurang baik dalam pandangan rakyat. Hal ini terkait dengan beberapa kebijakan DPR tentang suatu masalah yang cukup kontroversial dan terdengar tidak adil.

Bahkan, terkadang dianggap tidak adil dan tidak memihak rakyat kecil. Padahal, peran DPR adalah sebagai kepanjangan tangan dari rakyat. Yang semestinya mengolah aspirasi rakyat ke dalam program besar pengentasan ketertinggalan dan ketidakadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kunjungan DPR ke beberapa negara tetangga beberapa waktu yang lalu patut kita jadikan acuan permasalahan DPR. Bagaimana seorang wakil rakyat itu harus bersikap terhadap permasalahan dan solusi.

Bukannya kita harus melarang kunjungan, tentu tidak akrena kunjungan bisa membuka jalur kekeluargaan dan kerjasama. Misalnya saja kemungkinan kerjasama dalam bidan kehidupan yang vital. Tetapi, bukan masalah kerjasama usaha ataupun kemungkinan pengentasan kemalasan. Tetapi, bagaimana program yang bagus dari negara tetangga itu bisa dilaksanakan dan optimal.

Di saat rakyat masih banyak yang tak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya, kunjungan yang menghambur-hamburkan uang kita rasa tidak perlu. Apalagi dengan mengajak keluarganya, tentu saja hal ini menjadikan sorotan negative ditujukan pada anggota DPR. Terkait kesadaran dan perbaikan itu bukan masalah kita, kesadaran kita adalah memberikan kritikan sebagai salah satu proses menuju perbaikan bangsa.

Karena, jika tak ada kritik kita khawatir DPR semakin tidak memiliki kepekaan terhadap permasalahan intern bangsa. Kunjungan kerja sebagai salah satu program andalan, seharusnya digunakan sebagai sarana refreshing sekaligus belajar dari pengalaman daerah lain.

Sehingga, komunikasi yang dibentuk tidak sekedar lobi-lobi kecil yang hanya memfasilitasi kebutuhan bisnis mereka. Kelonggaran tentang kejelasan jalannya acara akan memberikan celah untuk dimanfaatkan oleh oknum untuk kepentingan pribadi di atas uang rakyat. Bukankah ini memilukan?

Apalagi, kunjungan itu dibersamai oleh anak, istri maupun kerabat yang lainnya. Fakta ini memberikan vonis pada mereka bahwa agenda kunjungan digunakan sebagai kesempatan untuk berlibur bersama keluarga. Apalagi, acara akan kacau ketika anak-anak yang belum bisa mengendalikan diri ikut membersamai. Tentu masyarakat akan menyangka bahwa ada udang di balik batu, ada tujuan lain dalam kunjungan.

Fakta ini mencoreng citra DPR sehingga dijuluki Dewan Penggagas Rekreasi. Sebuah ironi tentang betapa lalainya pemimpin di dewan memperhatikan rakyat sedang tercekik oleh kebijakan pemerintah. Sedangkan mereka malah bepergian dengan dana yang cukup membuat rakyat miskin tak bisa membayangkan seberapa tinggi jika disusun ke atas uang tersebut.

Nah, pada evaluasi program kunjungan dinas, sudah seharusnya DPR mengedepankan aspek relevansi dan efisiensi program. Bahwa setiap program seyogyanya dipikirkan dengan mencocokkannya dengan kondisi masyarakat. Jangan sampai rakyat sakit hati dengan ketimpangan pengeluaran ini.

Prinsip efisiensi diterapkan dalam rangka untuk menggunakan uang rakyat dalam rangka kemaslahatan bersama. Kepentingan yang mendesak dan tidak mendesak harus dicermati dalam mengalokasikan anggaran. Jangan sampai dewan terkesan kebingungan menggunakan anggaran sehingga membuat program fiktif dengan kedok kunjungan.

Ketika kebijakan kunjungan itu telah direvisi dengan menggunakan prinsip relevansi dan efisiensi maka kinerja dewan akan semakin membaik. Dan kita bisa dengan tenang menanti realisasi perubahan dan perbaikan setelah kunjungan tersebut. Kalau tidak, saya kira semua sepakat jika program kunjungan dikurangi, atau dibubarkan.

Isdiyono, Kepala Bidang Media dan Jaringan

UKMF Penelitian Reality FIP UNY 2010

READ MORE - Evaluasi Relevansi dan Efisiensi Kunjungan DPR

Melihat Realita Pendidikan Di Indonesia

Sabtu, 20 Maret 2010

Pada zaman modern seperti sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer. Namun, biaya yang dikeluarkan untuk sekolah tidaklah sedikit. Cita-cita pemerintah untuk melaksanakan sekolah gratis memang sudah tercapai untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di beberapa daerah. Terutama di daerah yang berada di desa, walaupun di dalamnya masih banyak pungutan pihak sekolah kepada wali murid.
Tetapi, sekolah di perkotaan kesulitan menambah biaya unuk operasional. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa biaya hidup di perkotaan cenderung mahal. Akhirnya, muncullah sekolah-sekolah beraraf internasional. Memang, fasilitas yang didapat sedikit berbeda dengan sekolah biasa. Akan tetapi, kenyataan ini tetap saja menjadi momok bagi masyarakat kecil untuk menyekolahkan anaknya.
Berbeda dengan jenjang pendidikan dasar, biaya untuk belajar di SMA masih dirasa mahal untuk masyarakat kita. Apalagi, kemampuan ekonomi masyarakat kita ergolong menengah ke bawah. Ditambah lagi, sekolah berstandar internasional telah membatasi masyarakat kecil untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Padahal, semua orang tua menginginkan anaknya mendapat pendidikan yang bagus, terjangkau dan bermutu.
Masalah biaya pendidikan selalu menghalangi kaum menengah ke bawah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anaknya. Terutama jika mereka ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Biaya untuk masuk perguruan tinggi dirasa cukup untuk membuat bulu kuduk merinding.
Pernah ada cerita tentang seseorang yang menanyakan tentang biaya untuk kuliah termasuk biaya hidup di perantauan. Sebagai seorang petani, dia terheran-heran ketika biaya kuliah dan biaya hidup dikalkulasikan dalam angka-angka. “Apa mungkin seorang petani seperti saya menyekolahkan anak sampai kuliah ?” ucapnya lirih. Begitulah realitas yang terjadi pada pendidikan di negara kita. Pendidikan masih dinikmati oleh orang-orang yang mampu, belum dapat dinikmati semua.


Sukma Wijayanto, Mahasiswa PGSD Kampus 3 FIP UNY
READ MORE - Melihat Realita Pendidikan Di Indonesia

Lokakarya Reality

Ciri-ciri manusia modern adalah dengan adanya perencanaan demi tercapainya tujuan dan hasil yang maksimal. Begitulah sebuah impian yang coba dibangun UKMF REALITY sebagai organisasi yang ingin meningkatkan kultur ilmiah di lingkungan FIP UNY. Untuk mencapai tujuan tersebut,dibutuhkan perencanaan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin. Perencanaan ini telah dilaksanakan dalam Lokakarya Reality pada Minggu, 28 Februari 2010 di Lapangan Hijau FIP UNY.
Bidang PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) menyusun program kerja dengan sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik pengurus maupun mahasiswa FIP UNY secara keseluruhan. Training organisasi, eksplorasi pengurus dan monitoring IP & IPK pengurus adalah program internal agar pengurus menjadi selangkah lebih maju. Sedangkan untuk mahasiswa FIP UNY sendiri difasilitasi untuk menyalurkan bakat pada penelitian melalui Reality School dan Eksplorasi. Selain itu, bidang kaderisasi REALITY ini juga bekerja sama dengan HIMA Jurusan dalam Diskusi Bersama Forum Penalaran HIMA.
Dalam mengembangkan penelitian secara lebih mendalam, bidang SI (Studi Ilmiah) merencanakan berbagai program kerja, seperti Tour to Jurusan sebagai pengenalan penelitian ke seluruh jurusan di FIP, Komunitas Penelitian, SIDAK REALITY, Reality Award dan seminar-seminar. Harapannya, dengan program-program SI ini, mahasiswa FIP UNY dapat memahami dan selalu mengembangkan penelitian.
Selain melalui forum dan kegiatan penelitian, UKMF REALITY memiliki media, baik untuk mengenalkan REALITY sendiri maupun info-info penelitian, pendidikan dan info-info aktual. Media ini berupa Buletin yang ditargetkan terbit setiap bulan, Majalah (terbit dua kali dalam kepengurusan 2010), Blog dan Facebook. Bidang MedJar (Media dan Jaringan) bertanggung jawab pada program-program ini. Sebagai studi pembelajaran dalam pengembangan jaringan, bidang MedJar merencanakan menjalin kerja sama dengan media massa melalui Kunjungan Media dan Studi Komparatif. Kunjungan Media pada kepengurusan kali ini akan dilaksanakan di Kedaulatan Rakyat, Kompas, Harian Jogja, dan Bernas Jogja. Sedangkan Studi Komparatif akan dilaksanakan di Balai Penelitian Yogyakarta. Selain itu, mahasiswa FIP UNY yang menghasilkan karya-karya dalam media, baik internal maupun ekstenal kampus akan didokumentasikan dalam Data Base Tulisan. Pengumpulan karya-karya mahasiswa ini dapat menjadi parameter seberapa banyak hasil karya mahasiswa dan untuk pemantauan perbaikan ke depannya. Bidang MedJar juga membantu pelaksanaan Studium General UKM Penelitian dalam kegiatan Forum Berlima sebagai pengenalan UKM Penelitian kepada mahasiswa baru.
Itulah semua program kerja yang dibahas dalam Lokakarya REALITY. Kerja sama dari seluruh mahasiswa sangat kami harapkan. Semoga dengan perencanaan ini, kita selalu dapat “Berpikir cerdas, berwawasan luas”. SALAM PENELITIAN!!
Adhi Putri Rilianti, Mahasiswa PGSD Kampus 3 FIP UNY


UPGRADING REALITY

Kepengurusan baru sebuah organisasi membutuhkan penyatuan visi dan misi serta pengenalan lebih jauh secara personal demi meningkatkan kesolidan organisasi tersebut. DPO (Dewan Pertimbangan Organisasi) UKMF REALITY mengadakan Up Grading REALITY 2010 bagi pengurus baru pada Minggu, 7 Maret 2010 di Pantai Kuwaru Yogyakarta demi tercapainya tujuan tersebut. Dalam acara ini, pengurus dites kemampuannya untuk berani melakukan penelitian secara berkelompok melalui berkenalan dengan pengunjung non-Bantul. Nyali para pengurus juga diuji dengan mewajibkan adanya cinderamata dari pengunjung tersebut sebagai bukti perkenalan. Target yang dicapai adalah sepuluh orang dengan waktu 15 menit saja. Setelah semua berpencar sesuai dengan kelompok masing-masing, 15 menit kemudian para pengurus kembali dengan membawa cinderamata yang unik-unik. Ada yang mendapatkan buah apel, rambutan, gantungan kunci, uang, pita, rokok beserta bungkusnya, bahkan ada yang mendapat kulit semangka. Sungguh permainan yang membutuhkan keberanian dan kerja sama yang tinggi.
Permainan kedua menguji kreativitas dan kemampuan berbicara para pengurus baru. Dengan sedotan yang dipotong-potong sepanjang jari tangan, para pengurus baru diminta untuk menyusun sebuah sarang burung kemudian dipresentasikan apa makna sarang burung tersebut dengan bahasa yang berbeda-beda. Kelompok I menjelaskan dengan bahasa Jawa ngapak, kelompok II dengan Bahasa Cina, Kelompok III bahasa Madura, kelompk IV bahasa Ambon, dan kelompok V menggunakan bahasa gaul. Tawa yang terlepas karena aneh mendengar bahasa yang tidak biasa digunakan ini membuat suasana semakin akrab. Terlebih lagi ketika permainan ketiga yaitu membuat istana dan beteng pasir di tepi pantai. Setiap kelompok harus melindungi beteng yang sedang dibangun agar tidak hancur diserang kelompok lain menggunakan bom air. Kerja sama, strategi, dan kepemimpinan sangat diperlukan untuk memenangkan permainan ini. Para pengurus saling lempar bom air menghancurkan tembok kelompok lain. Namun, yang dilempar bukannya temboknya malah orang-orangnya. Basahlah semua peserta karena serangan-serangan tak bertanggung jawab ini. Walaupun demikian, keceriaan tetap membersamai kami para pengurus baru.


KUNJUNGAN MEDIA I

Kunjungan Media merupakan salah satu program kerja bidang MedJar UKMF REALITY untuk menambah pengetahuan pengelolaan media dan pengembangan jaringan. Dalam kepengurusan periode 2010, kunjungan media perdana akan dilaksanakan di Kedaulatan Rakyat pada Sabtu, 13 Maret 2010. Namun, kunjungan ini difokuskan kepada pengurus saja. Untuk mahasiswa non pengurus, tunggu saja transfer ilmu dari pengurus REALITY. =^_^=

Adhy Putri Rilianti, Mahasiswa PGSD Kampus 3 FIP UNY
READ MORE - Lokakarya Reality

Menyikapi Plagiarisme

Obsesi yang terlalu tinggi dapat menjadikan seseorang tertekan secara moral. Dalam kancah pendidikan, sebuah proses bisa dimanipulasikan menjadi sebuah hasil singkat terkait dengan buah pikir. Terutama dalam hal menuliskan gagasan yang ada di dalam pikiran seorang insan akademia.

Dalam hidup, semua orang berlomba untuk menjadi yang terbaik. Terciptalah kompetisi yang mengajak seseorang melewati tahap demi tahap kesulitan untuk meraih tujuannya. Dalam hal buah karya seorang insane cendekia, tulisan, sudah sering terjadi pelanggaran karya hanya karena ingin menjadi seorang yang terbaik dalam tulisan. Pada akhirnya, menjiplak karya orang atau plagiat menjadi sebuah pilihan.

Belajar adalah sebuah proses, namun tidak sedikit yang mengabaikan arti pentingnya sebuah proses. Namun, sebuah proses tak akan ada hasilnya ketika terjadi sebuah tindakan yang tidak dilandasi dengan kejujuran. Plagiat adalah musuh terbesar dalam dunia akademis.

Memang, plagiat terlihat sepele akan tetapi hasilnya akan berdampak dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Di samping merugikan penulis asli, tindakan ini juga berdampak pada kecenderungan tidak berkembangnya ilmu pengetahuan. Bahwa sebuah karya aslilah yang dibutuhkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Pemutusan tindak plagiarisme hanya dapat dimulai dari pribadi masing-masing orang. Seorang tidak akan melakukan tindakan ini jika rasa kejujuran telah tertanam dalam diri setiap insan akademis.

Menanggapi plagiat yang sedang booming akhir-akhir ini, maka sudah seharusnya ketegasan dan keadilan dijunjung tinggi. Karena plagiat telah mencoreng muka pendidikan kita. Plagiat harus mendapatkan sanksi yang telah terdapat dalam UU Sisdiknas pasal 25, dicabut gelarnya atau ditindak dengan sanksi yang keras. Agar, plagiarisme tidak lagi menjadi sebuah budaya.


Ayu, Mahasiswa BK FIP UNY

READ MORE - Menyikapi Plagiarisme

Plagiarisme ?

Manusia diciptakan dengan dilengkapi cipta, rasa dan karya. Perlengkapan inilah yang menjadikan manusia bisa menghasilkan sebuah karya kreatif dan inovatif. Keberadaan karya yang diciptakan oleh seseorang, pada saat ini kurang mendapatkan apresiasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelaku penjiplakan karya. Tentu saja tanpa meminta ijin pemilik tulisan tersebut.
Penjiplakan juga marak di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa tingkat atas yang sedang menyelesaikan skripsi. Kalau kita lihat, tindakan illegal ini hanya dilakukan oleh mahasiswa yang mengedepankan nilai sebagai tujuan utama. Mahasiswa yang hanya mengejar nilai tanpa memperbaiki moral mereka.
Di zaman modern yang sudah semakin cepat mengakses informasi ini, penyalahgunaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) makin marak. Penjiplakan sendiri dapat kita lihat sebagai dua fenomena yang unik, yaitu yang disengaja dan yang tidak disengaja. Disengaja karena tidak memiliki kesadaran tinggi, tak sengaja karena mahasiswa cenderung apatis terhadap hal-hal kecil terkait status illegal sebuah karya.
Jika mental plagiat telah tertanam dalam diri setiap mahasiswa, maka akan menjadikan generasi penerus sebagai generasi bermental plagiat. Kenyataan ini telah memangkas habis mental mahasiswa yang produktif dalam berkarya. Sudah seharusnya mahasiswa memangkas habis benih-benih plagiarisme dalam dirinya. Agar apresiasi moral dan pertanggungjawaban terhadap sebuah karya intelektual dapat dijamin.


Umi Mayangsari, Mahasiswa PGSD FIP UNY ‘09

READ MORE - Plagiarisme ?

Diskusi pendidikan (Polemik UN)

Jumat, 26 Februari 2010

Selasa 23 februari 10 kemarin, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakulatas Ilmu Pendidikan (BEM FIP REMA UNY) mengadakan diskusi pendidikan yang bertema tentang ujian nasional (UN). Acara ini diselenggarakan di depan sekretariat ormawa FIP, dengan pembicara bapak Sukamto anggota DPRD Provinsi DIY. Sebelumya acara dihadiri oleh pembicara lain yaitu bapak Eko Prasetyo, seorang dosen sekaligus seorang praktisi pendidikan dari Universitas Islam Indonesia (UII).

Acara diskusi ini bekerjasama dengan IMAKIPSI dan UKMF Musik CHAMP yang berperan memberikan hiburan dengan membawakan beberapa lagu dalam acara ini. Tujuan diadakan acara ini adalah sebagai bentuk awal dari sebuah loncatan BEM FIP UNY dalam mengangkat Isu UN. “IMAKIPSI pada tahun ini juga mengangkat isu yang sama dengan BEM FIP”, kata Gesang selaku penanggung jawab diskusi. “Kebetulan tanggal 25-28 Februari nanti IMAKIPSI akan mengadakan RAKERNAS yang akan di adakan di BANTEN” tambahnya.

Acara dimulai dengan sambutan oleh ketua BEM FIP,Hasbi dan Pembantu Dekan III Bambang Saptono M.Si. Bapak Bambang Saptono berharap acara diskusi seperti ini bisa diadakan rutin setiap bulannya, mengingat acara diskusi seperti ini frekuensinya semakin berkurang.Jadi, dengan diskusi seperti ini diharapkan mahasiswa akan semakin menambah wawasan dalam mengasah keilmuannya.

“Saya adalah adalah generasi yang mengalami ujian nasioanal yang pertama” kata Bapak Sukamto. “Namun NEM (Nilai Ebtanas Murni) yang di pakai waktu itu tidak dipakai untuk menentukan kelulusan. NEM pada waktu itu digunakan sebagai data untuk masuk ke perguruan tinggi,” tambah beliau. Berbeda sekali dengan saat ini, yang justru hasil dari ujian nasioanal digunakan sebagai satu-satunya penentuan lulus atau tidaknya seorang murid. Jika hal ini terus berlangsung maka akan muncul kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan UN sendiri.

UN akan memaksa siswa, guru dan pemerintahan yang ada di daerah agar siswanya lulus dengan nilai yang baik. Hal inilah yang akan membuat indonesia akan semakin terpuruk dalam dunia pendidikan karena memberikan celah pada siswa untuk tidak jujur.

Diskusi yang berjalan lebih kurang satu jam ini memberikan banyak hal yang seharusnya dapat di ketahui oleh mahasiswa. Hal ini senada dengan peran mahasiswa sebagai “Agen Perubahan” yang akan membawa perubahan bagi negara kita tercinta Ini. HIDUP MAHASISWA, HIDUP MAHASISWA, HIDUP MAHASISWA.

Tara Ardyanto,

Staff Medjar Reality FIP UNY

READ MORE - Diskusi pendidikan (Polemik UN)

PROKER MEDJAR 2010

Sabtu, 20 Februari 2010

Program Kerja Bidang Media dan Jaringan

UKMF Penelitian Reality

2010

Visi

Membentuk media yang kokoh untuk pencitraan organisasi

Misi

1. Membentuk forum media yang kokoh dan bergerak secara kontinyu

2. Pengembangan jaringan di fakultas dengan UKMF dan HIMA

3. Pengembangan jaringan eksternal dengan kunjungan ke media dan pihak lain

4. Membentuk forum diskusi penelitian.

5. Pengkaderan pengurus bidang keahlian media dan jaringan.

Gambaran Umum

Bidang media dan jaringan adalah bidang yang bergerak pada pencitraan organisasi. Pentingnya pencitraan adalah sebagai sarana untuk memperkenalkan organisasi agar semakin dekat dengan civitas akademika Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY.

Diakui atau tidak, selama ini media sebagai sarana pencitraan organisasi masih belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Padahal, sebuah organisasi membutuhkan publikasi untuk memperkenalkannya pada khalayak. Dengan adanya kedekatan, meskipun hanya dengan tulisan tetapi bisa mewakili kedekatan terhadap pihak lain.

Di samping itu, kedekatan organisasi berusaha dijembatani melalui jaringan yang sedang dibangun. Berusaha memperluasnya sedikit demi sedikit ke berbagai pihak, baik di dalam maupun luar organisasi. Harapannya, kedekatan terjalin semakin erat dengan pencitraan yang dilakukan secara terus-menerus.

Tentu saja, organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat membentuk kader yang kokoh dan berkompeten di bidangnya. Untuk itulah, kemampuan anggota harus ditingkatkan melalui berbagai cara seperti melalui forum-forum diskusi dan konsultasi dengan ahlinya.


Staff

Kepala bidang :
Isdiyono
Sekretaris :
Novi Maesaroh
Bendahara :
Izza Aini Rosidah
Kadiv media :
Tara Ardyanto
Staff
Sukma Wijayanto
Galih Pranowo
Tri Lestari
Esti
Kadiv jaringan :
Tri Yogi Fitri Rahmantyo
Staff
Okta Nurwulan
Adhi Putri Rilianti
Ayu


Tim Penelitian & Karya

Tim 1 Tim 2 Tim 3

1. SukmaWijayanto 1. Izza Aini R. 1. Tri Yogi F.R.

2. Adi Putri 2. Isdiyono 2. Tara Ardyanto

3. Novi Maesaroh 3. Esti 3. Okta Nurwulan

4. Ayu 4. Galih 4. Tri Lestari


Tim Majalah

1. Jurnal : Isdiyono, Sukma Wijayanto

2. Refleksi : Tara Ardyanto

3. Pend. Dini : Adhi Putri

4. Sejarah : Galih

5. Setetes Embun : Izza

6. Pendidikan & opini : Tri Yogi


Tim Reporter

All crew


Data dan Fakta Kekuatan Personil

Kamera : Izza, Tara (hp), Sukma (hp), Galih (hp)

Komputer : Yogi, Tara, Galih

Sepeda motor : Yogi, Galih, Sukma

Dualisme Organisasi :

1. Isdiyono UKMF Reality & BEM Rema UNY

2. Novi M. UKMF Reality & Hima PGSD

3. Izza Aini UKMF Reality & Hima Pgsd

4. Tara Ardyanto UKMF Reality, KMIP, Hima (Depsos), Madawirna, Kammi

5. Sukma UKMF Reality, Hima (Humas), Kammi

6. Galih UKMF Reality, Hima, Madawirna

7. Esthi UKMF Reality

8. Tri Yogi UKMF Reality & Hima (Kabid PSDM)

9. Okta Nur UKMF Reality

10. Adhi Putri UKMF Reality & Hima (Bendahara)

11. Ayu UKMF Reality, Hima, Madawirna

12. Tri Lestari UKMF Reality & KKn (Bendahara)

Program Kerja

1. Buletin

Buletin merupakan program utama dari bidang media dan jaringan (medjar). Rencananya, waktu terbit adalah setiap satu bulan sekali. Buletin memiliki misi penting dalam pencitraan media yaitu sebagai pusat media propaganda dan informasi.

Adapun indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan adalah mampu terbit selama minimal 10 kali selama periode 2010. Nama bulletin UKMF Reality telah ditetapkan yaitu Re’magz, singkatan dari Reality’s Magazine.

2. Kunjungan media

Kunjungan media adalah sebuah program yang didesain khusus untuk memberikan pengalaman pengurus. Bagi bidang medjar sendiri, kunjungan ini memiliki arti penting untuk publikasi organisasi dan pembelajaran dengan media yang independen di bidang media.

Target dalam program ini adalah tercapai empat kali selama kepengurusan. Adapun tempat yang dituju adalah media massa yang terdapat di Yogyakarta, atau yang memiliki kantor cabang di Yogyakarta. Media yang ditunjuk adalah Kedaulatan Rakyat, Kompas, Harian Jogja (Harjo) dan Bernas Jogja.

3. Majalah

Sebagai organisasi yang bergerak di bidang penelitian, Reality membutuhkan media untuk pembelajaran terkait dengan publikasi karya. Dalam hal ini, reality berusaha memfasilitasi meski dalam ruang yang terbatas karya-karya mahasiswa FIP agar terdokumentasikan.

Target yang dibebankan adalah terbit dua kali selama kepengurusan yaitu di setiap akhir semester. Pelaksana adalah tim media yang sudah dibentuk dalam kepengurusan bidang media dan jaringan UKMF Reality. Majalah ilmiah reality dpertama kali terbit pada tahun 2009 dengan nama Abstract.

4. Studi komparatif

Studi komparatif adalah sebuah program yang didesain khusus untuk membandingkan kinerja UKMF Reality dengan organisasi yang lain. Baik organisasi yang bergerak di bidang penelitian ataupun pendidikan.

Pada kepengurusan tahun ini, UKMF Penelitian Reality melalui bidang medjar akan mengadakan studi komparatif ke televise edukasi (TVE). Hal ini penting untuk mengetahui ranah gerak TVE dalam bidang edukasi. Bahwa pendidikan tidak selalu terlibat dalam kegiatan pembelajaran di dalam kampus saja, tetapi dapat melalui kegiatan di lapangan.

5. Forum berlima

Forum berlima adlaah sebuah program khusus tahunan yang bertugas untuk menangani Stadium General penelitian di UNY. Kepanitiaan dibentuk dari semua fakultas yang ada di UNY, bergabung dengan pembagian tugas yang disepakati bersama-sama. Tujuan Forum Berlima adalah sebagai panitia yang menangani dan mengarahkan mahasiswa yang berminat dalam bidang penelitian.

Pelaksanaan Forum berlima dibentuk menjelang OSPEK dan hanya sekali terbentuk. Artinya, kepanitiaan ini resmi dibubarkan ketika kepanitiaan berakhir.

6. Blog & Fb

Blog dan facebook adalah sarana yang dipilih untuk mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh Reality atau civitas akademika FIP UNY. Tujuannya adalah untuk memperluas jaringan dan informasi Reality agar dinikmati oleh mahasiswa FIP UNY secara luas dan mudah.

Dipilihnya kedua media ini adalah dengan mengingat bahwa kedua media maya ini akrab dalam keseharian mahasiswa. Sehingga, ketika mahasiswa sibuk dengan kegiatannya, mereka masih mungkin untuk mengakses informasi seputar penelitian dan aktivitas UKMF penelitian Reality.

7. Data base tulisan

Data base tulisan adalah sebuah program untuk mendokumentasikan tulisan-tulisan mahasiswa FIP UNY di media massa. Program ini dimaksudkan untuk mengumpulkan bukti keilmuan mahasiswa khususnya di bidang pendidikan dalam bentuk kumpulan tulisan.

Hal ini bentuk dukungan Reality dalam menghargai tulisan-tulisan mahasiswa FIP UNY. Bahwa salah satu aspek penting keilmuan mahasiswa dalam bidang pendidikan adalah sebuah pemikiran. Dengan pemikiran-pemikiran baru terhadap kenyataan di masyarakat adalah bentuk dinamika perkembangan keilmuan, terutama ilmu pendidikan.

Anggaran

Sesuai dengan GBHK dan AD-ART Reality 2010, maka sumber-sumber dana UKMF Penelitian Reality adalah berasal dari Fakultas dan sumber lain yang halal dan tidak mengikat. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kegiatan yang telah tercantum dalam program.



Kepala Bidang Medjar




ISDIYONO

NIM. 08108241128

READ MORE - PROKER MEDJAR 2010