VIDEO #1 (Maret) - 29 cara untuk menjadi kreatif

API SEJARAH

Kamis, 28 Oktober 2010


“Jika telah berhasil mendudukkan Nusantara, saya baru akan beristirahat. Jika Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembarig, Tumasik telah tunduk, saya barn akan beristirahat”. (Gajah Mada)

Kawan, itu adalah mimpi Gajah Mada, sebuah keinginan yang meluap pada tahun 1334 menjadi sebuah sumpah. Karena dalam mimpinya, ia memiliki tekad yang sangat kuat, sekuat baja! Saat, itu semua orang terperangah, menertawakan mimpi yang terlampau tinggi. Saat itu, orang yang ada disekitar masih berfikir perjuangan yang sempet belum menyentuh pada wawasan geografis dan persatuannya.

Waktu kemudian menjawab, mimpi Gajah Mada semakin dekat dengan kenyataan. 1928! Sungguh gagasan besar itu memiliki rentang waktu yang lama, lima abad lebih! Generasi 28 menyambung dan memperjelas cita-cita Gajah Mada, hingga tepat tanggal 28 Oktober 1928, pemuda bangsa pun bersumpah. Betanah air satu, tanah air Indonesia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia. Berbahasa satu, bahasa Indonesia. Kemudian ambisi besar itu baru benar-benar menjadi kenyataan di tahun 1945.

Sejarah telah mengajarkan kita untuk tidak berputus asa akan nasib bangsa ini, bahkan semiris apa pun kondisi negeri ini. Kita memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyembuhkan luka sejarah tersebut. Tak peduli berapa waktu yang kita habiskan untuk itu. Kemukakan gagasan-gagasanmu, biarlah orang tertawa mendengarnya, biarlah orang melihatmu penuh ketidakyakinan, karena sejarah telah mengajarkan kita! Bangkit Pemuda Indonesia, Kobarkan Api Sejarah Itu !!!

“Kebangkitan suatu bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan. Sesuatu yang sering membuat orang percaya bahwa kemajuan yang mereka capai kemudian adalah sebentuk kemustahilan. Tapi, di balik anggapan kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan, dan ketenangan dalam melangkah telah mengantarkan bangsa-bangsa lemah itu merangkak dari ketidakberdayaan menuju kejayaan.” (Hasan Al-Banna)

Endah Sri Rahayu, PLB ‘07

0 komentar:

Posting Komentar