“ Cinta adalah komunikasi, maka dia harus diungkapkan. Sehingga, setiap kata dan keputusan bias dipastikan. Tidak bisa ditolak lagi…” Begitulah staff ahli provokasi, Triyono Puspitonegoro mengatakan pandangannya tentang BEM REMA UNY ‘melekat’. Bukan dalam hal merekatkan kertas dengan lem, tetapi merekatkan kinerja antar BEM seluruh UNY. Berharap bahwa Warga REMA bias mendukung program rector, dari UNY untuk Indonesia. Dan hal itu hanya bias terwujud bila mahasiswa yang ada di dalamnya bias mempertahankan embel-embel mahasiswa ‘aktif-nya’.
Karena, tugas yang dihadapi para aktivis tidaklah mudah. Dalam setiap geraknya, harus terencana dan terorganisir dengan baik. Tentu saja hal ini akan terwujud apabila semua elemen pendukung kekuatan besar itu bias bekkerjasama dengan optimal. Begitulah misi yang diusung BEM REMA UNY dalam program melekat-nya, mengenal lebih dekat. Berusaha untuk langsung turun ke bawah terkait dengan koordinasi dan untuk mengangkat isu-isu nasional, terutama dalam hal pendidikan.
Bahwa jika kita berbicara tentang pendidikan, maka kita tidak bicara tentang barang. Kita bicara tentang pencerdasan dan pemanusiaan manusia, begitulah tambah Hasbi, ketua BEM FIP UNY 2010. Isu pendidikan menjadi sangat krusial jika kita kaitakn dengan kemajuan bangsa. Bagaimanapun, kaderisasi yang baik melalui pendidikan akan membuat bangsa ini semakin berkembang.
Pendidikan memiliki peranan penting dalam mengubah perilaku pemimpin bangsa di masa depan. Jika masih sama, maka hasilnya pun tak akan beda jauh. Berbeda halnya jika ada sedikit perubahan dalam pelaksanaan dan pengolahan manajemen, hasil dan kemungkinannya ada dua yaitu meningkat, atau gagal.
Kegagalan memang sebuah aib, tetapi lebih bodoh lagi jika dalam pendidikan tidak ada yang namanya dinamika. Dia dibutuhkan sebagai katalis dalam membangun keilmuan. Bukan untuk kepentingan keilmuan dalam arti sempit, tetapi dalam hal memperluas kajian ilmu pendidikan. Terutama dalam hal kemungkinan menuangkan pemikiran-pemikiran ideologis itu ke dalam sebuah tindakan praktis.
Pada kesempatan ini, ketua BEM REMA UNY, Fiqi Ahmad tidak dapat hadir karena sedang berada di luar kota. Dari ormawa FIP, hanya perwakilan dari DPM, Hima PGSD dan UKMF Reality saja yang hadir. Hal ini terkait dengan kedatangan yang sedikit tertunda karena hujan yang cukup deras.
Pada intinya, BEM REMA siap untuk menampung keluh kesah dan keinginan BEM masing-masing fakultas untuk mendukung sebuah Negara mahasiswa bernama Republik Mahasiswa (REMA). Sebuah cita-cita ideologis untuk membangun pemikiran kritis mahasiswa. Tentu saja bagi orang-orang yang tahu. Semakin dekat, semakin erat dan semakin melekat.
Isdiyono, Kepala Bidang Media dan Jaringan
UKMF Penelitian Reality
0 komentar:
Posting Komentar