VIDEO #1 (Maret) - 29 cara untuk menjadi kreatif

Membentuk Atmosfer Keilmiahan, Bekarya Penuh Kontribusi

Kamis, 11 Februari 2010

Sebuah ambisi untuk mengembalikan mahasiswa kepada fitrah kemahasiswaannya sebagai kaum intelektual bangsa. Sebuah gagasan untuk mengedepankan ilmu sebelum aksi di lapangan. Sebuah cita-cita untuk menginspirasi orang lain agar mencintai ilmu dan terus belajar mendalaminya. Sebuah harapan untuk membangkitkan energi kebermanfaatan bagi sekitar, bahwa ilmu yang dimiliki tidak untuk dikonsumsi sendiri melainkan ilmu yang nantinya akan menjadi sebuah amal jariyah si penebar ilmu. Sebuah keinginan untuk mengajak dalam hal kebaikan, berlomba-lomba dalam berprestasi dan berkarya dengan perannya masing-masing sesuai dengan kapasitas keilmuannya. Sebuah mimpi yang berceritakan tentang ruh keilmuan yang merasuki segenap pejuang akademik di fakultas ini.
Begitu besar idealita tersebut jika melihat fakta di lapangan saat ini. Namun, apa salahnya mencoba, menjadi bagian untuk turut serta dalam hal mencerdaskan anak bangsa. Jika tidak ada yang memulai, tentu kesenjangan idealita dan realita akan semakin berjarak. Seperti itulah Reality berperan, sebagai fasilitator teman-teman mahasiswa untuk mengembangkan potensi keilmuan mereka. Tentunya pula sebagai motivator untuk berprestasi dan berkarya penuh kontribusi pada khalyak ramai. Pun sebagai kontributor yang siap untuk menebar ilmu yang dimiliki pada lingkup yang lebih luas. Bukan sebagai predator yang memangsa karakter dan kreativitas teman seperjuangannya.
Meningkatkan keilmuan mahasiswa dengan basis kompetensi masing-masing jurusan, menjadi mimpi terbesar Reality 2010. Mengapa harus sesuai keilmuan masing-masing? Hal ini dikarenakan agar mahasiswa tidak kagok dan kuper akan ilmu spesifikasi mereka. Pasca kampus mahasiswa akan dibenturkan oleh profesi yang sesuai dengan keilmuan mereka, untuk itu perlu adanya pendalaman kompetensi yang berpedoman pada hasil penelitaian ataupun riset terkait. Selayaknya sebuah rumah yang memiliki banyak perangkat, maka PLB, KTP, AP, BK, PLS, AKP, PDSD dan PAUD adalah sebuah perangkat dalam pendidikan, yang memiliki peran, ranah dan fungsi masing-masing. Sehingga dengan dasar ilmu yang baik, harapannya mahasiswa dapat mengkritisi dan menjadi solusi dari kebijakan yang dirasakan merugikan pendidikan. Sehingga, tidak ada lagi mahasiswa yang “tong kosong nyaring bunyinya”.
Tentu kerja besar ini tak akan berhasil jika dilakukan sendirian, kerja besar memerlukan kerja keras, kerja kerdas, kerja ikhlas dan kerja sama dari para punggawa organisasi ini. Kerja besar membutuhkan pengorbanan lahir batin. Kerja besar dapat berakibat negatif jika satu dua orang tidak mau bekerja sama. Tak mau mengorbankan sikap tinggi hati dan keras kepala untuk mencapai kesepakatan.
Untuk itu, diawal kepengurusan izinkanlah diri ini untuk mengutip pidato pelantikannya Abu Bakar yang berkata "Saya, bukanlah yang terbaik diantara kamu sekalian. Oleh karena itu saya sangat menghargai dan mengharapkan saran dan pertolongan kalian semua. Menyampaikan kebenaran kepada seseorang yang terpilih sebagai penguasa adalah kesetiaan yang sebenar-benarnya; sedang menyembunyikan kebenaran adalah suatu kemunafikan. Orang yang kuat maupun orang yang lemah adalah sama kedudukannya dan saya akan memperlakukan kalian semua secara adil. Jika aku bertindak dengan hukum Allah dan Rasul-Nya, taatilah aku, tetapi jika aku mengabaikan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, tidaklah layak kalian mentaatiku."
Endah Sri Rahayu,
Ketua UKMF REALITY FIP UNY 2010

0 komentar:

Posting Komentar